TUGAS BAHASA
INDONESIA
RESENSI FILM “99
CAHAYA DI LANGIT EROPA”
MUHAMMAD NASRUL
FAUZAN
XII IPS 3/13
2014/2015
A.
PENDAHULUAN
Film ini dirilis pada tahun 2013 yang bertema drama religi.
Disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, produser dari Ody M Hidayat dan ditulis
oleh Alim Sudio, Hanum Salsabila, dan Rangga Almahendra. Film ini diperankan
oleh Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Raline Shah, Nino Dernandez, Dewi
Sandra, Marissa Nasution, dan Alex Abbad. Lokasi pengambilan film ini di Negara
Perancis, Negara Austria dan sekitar Eropa. Durasi dari film ini 100 menit.
B. SINOPSIS
Film ini adalah catatan perjalanan
atas sebuah pencarian. Pencarian cahaya Islam. Tinggal di Eropa selama 3 tahun
adalah untuk menjelajah Eropa dan segala isinya. Hingga akhirnya Hanum menemukan
banyak hal lain yang lebih baik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin,
Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma. Pencariannya telah
mengantarkan mereka pada daftar tempat-tempat ziarah baru di Eropa. Mereka tak
menyangka Eropa sesungguhnya juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam. Eropa
dan Islam. Hanum dan Suaminya merasakan ada manusia-manusia yang terus bekerja
untuk memperburuk hubungan keduanya. Perempuan muslim di Austria, yang bernama
Fatma Pasha. Hanum dan Fatma mengatur rencana. Mereka akan mengarungi
jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol
hingga ke Istanbul Turki. Dan perjalanan pertamanya mengantarkan ke Kota Paris.
Di Paris, Hanum
bertemu dengan seorang mualaf, yang bernama Marion Latimer yang bekerja sebagai
ilmuwan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepada Hanum bahwa
Eropa juga adalah kebesaran Islam. Eropa menyimpan sejarah Islam yang luar
biasa. Museum Louvre, Pantheon, Gereja Notre Dame hingga Les Invalides semakin
membuatnya yakin dengan agamanya. Islam pernah bersinar sebagai peradaban
paling maju di dunia, ketika dakwah bisa bersatu dengan kedamaian, bukan dengan
teror atau kekerasan.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Novel ini mengajarkan kita untuk selalu yakin dan cinta akan
agama kita, Islam. Bahwa Islam memiliki seni, perdamaian, dan ilmu. Dan pada
film dan novel ini kita tau bahwa di Eropa dulunya banyak sekali peradaban
Islam. Selain itu, juga banyak kata kata mutiara yang memotivasi
Kekurangan novel ini yaitu bahasa percakapan baku sehingga
kurang mudah untuk diresapi.
We ladalah, lha kok nongkrong di rumah orang. Rasanya saya pernah tahu Anda punya blog sendiri. Bagian yang paling penting kok justru paling minim pembicaraannya.
BalasHapus