RESENSI NOVEL
NEGERI 5 MENARA
OLEH :
Eka Sabdaningtyas
XII IPS 3/ 10
A. PENDAHULUAN
Novel inspiratif ini dibuat oleh Ahmad Fuadi. Novel ini
diterbitkan bulan Agustus tahun 2009 dengan halaman sebanyak 425. Tema novel
karya Ahmad Fuadi ni yaitu pendidikan di pondok pesantren. Novel ini dilahirkan
karena terinspirasi oleh pengalaman penulis sendiri selama menjalani pendidikan
di Pondok Madani, Gontor, pelosok Jawa Timur. Novel Negeri 5 Menara ini sangat
direkomendasikan untuk dibaca. Tak hanya cerita yang menarik, namun juga cerita
yang disampaikan sangat inapiratif. Hal ini terbukti dengan diraihnya
penghargaan "National Best Seller" dan "Indonesia's Most
Inspiring Novel". Maka tak heran apabila novel ini banyak ditemukan ditoko
buku terdekat.
B. SINOPSIS
Alif seorang pemuda asal Maninjau, Sumatra Barat memiliki
keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke SMA yang ia inginkan bersama
temannya, Randai. Namun keinginannya ditentang oleh orang tuanya. Mereka
berharap Alif melanjutkan ke Madrasah Aliyah agar ia bisa menjadi pemimpin
agama. Alif mendapat saran dari pamannya untuk melanjutkan ke Pondok Madani,
Jawa Timur. Alif awalnya bimbang, namun akhirnya ia mengikuti saran pamannya.
Dengan naik bus 3 hari 3 malam bersama sang ayah, ia akhirnya sampai di pondok
Madani.
Dipondok ini Alif bertemu dengan Raja, Atang, Dulmajid, Baso
dan Said. Alif juga memegang teguh mantra "Manjadda Wajadda" sejak pertama
kali ia mendengar mantra ini di pondok. Makna ini memiliki makna bahwa siapa yang
bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan pasti akan berhasil. Para santri di
pondok ini selalu berkumpul di bawah menara masjid sambil melihat ke awan. Dengan
melihat keindahan awan, mereka membayangkan impian mereka. Impian yang ingin mereka
wujudkan.
Setelah beberapa tahun berpisah, akhirnya Alif bertemu kembali
dengan teman semasa dipondok dulu. Mereka bertemu di London. Mereka saling bernostalgia,
mengingat masa lalu dan mengingat impian mereka yang saat ini telah terwujud.
C. UNSUR INTRINSIK
Novel Negeri 5 Menara menghadirkan tokoh utama yang bernama Alif.
Alif seorang pemuda yang penurut dan patuh terhadap orang tuanya. Ia rela tudak
melanjutkan pendidikan ke SMA yang ia inginkan demi menuruti keinginan orang tuanya.
Dulmajid yang jujur, paling keras, gemar membaca dan paling setia kawan. Baso, pemuda
yang memiliki jiwa keislaman yang tinggi. Ia pergi ke pondok Madani ini untuk mendalami
agama islam (hal. 46). Ada lagi Said makhluk raksasa dengan lengan hitam legam ini
memiliki sifat yang dewasa. Bahjan ia ditunjuk menjadi ketua kelas (hal. 45). Raja,
pria yang memiliki sifat percaya diri yang tinggi, tidak mudah putus asa. Walau
pernah gagal masuj pindok namun ia tak menyerah. Tahun berikutnya ia mencoba. Dan
disinilah ia sekarang. Menjadi murid di pondok Madani. Ia juga rajin membaca dan
berwawasan luas (hal. 44). Terakhir si Atang. Memiliki sifat humoris dan penurah.
Bahkan ia tak segan membayarkan angkot teman-temannya ketika mereka berkeliling
Bandung (hal. )221.
Sesuai dengan tema novel ini, maka latar tempat kejadian dalam
novel banyak terjadi didalam pondok. Seperti saat Alif sampai pertama kali dipondok
Madani (hal. 30). Ketika Burhan mengajak santri baru berkeliling mengenal seluk-beluk
pondok Madani (hal. 31-35). Alif dan sahabatnya juga sering menghabiskan waktu di
bawah menara masjid untuk bercerita tentang impian mereka (hal. 94). Disamping itu,
kelas juga menjadi tempat bagi para santri untuk belajar, menimba ilmu dalam menggapai
impian mereka (hal. 104-105).
Suasana yang digambarkan dalam novel mampu membuat para pembaca
ikut merasakannya. Seperti digambarkannya suasana tegang saat Alif marah kepada
orang tuanya kala ia tak diperbolehkan melanjutkan ke SMA. Suasana senang, penuh
harap ketika mereka memandang langit membayangkan impian mereka. Senang, gembira
sekaligus terharu ketika Alif bertemu dengan teman seperjuangannya di London, dimana
impian mereka kini telah tercapai.
Alur yang digunakan penulis yaitu campuran. Dapat dibuktikan
dengan kisah yang awalnya menceritakan masa kini, hingga kemudian menceritakan kehidupan
masa lalu. Setelah itu, cerita kembali lagi pada masa kini.
Gaya bahasa yang digunakan cukup sulit dipahami. Karena ini novel
pendidikan di sebuah pesantren, maka banyak bahasa asing yang baru didengar.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Novel yang meraih penghargaan best seller ini memiliki beberapa
kelebihan. Dengan membaca novel ini pembaca dapat ikut terinspirasi oleh kegigihan
para tokoh dalam mengejar impian mereka. Memberikan banyak pelajaran mengenai nilai-nilai
keislaman. Pembaca juga sekaligus dapat belajar bahasa asing yang disajikan novel
ini. Novel yang sangat inspiratif sehingga cocok dijadikan bacaan untuk kaum pelajar.
Indahnya persahabatan juga menjadi hal yang menarik dalam novel ini. Persahabatan
yang mereka jalani benar-benar membawa dampak yang positif.
Disamping itu, novel ini memiliki kekurangan. Ada beberapa kata
dalam bahasa asing yang tidak diterjemahkan. Seperti pada halaman 61 dan 63. Hal
ini tentu saja menyulitkan bagi pembaca yang tidak tau akan maknanya.
D. KESIMPULAN
Novel ini memang menjadi salah satu novel paling direkomendasikan
untuk dibaca. Bagi pelajar, novel Negeri 5 Menara ini dapat dijadikan acuan bagi
mereka untuk menggapai impian mereka. Kegigihan serta kerja keras para tokoh patut
diacungi jempol dalam meraih impian mereka. Novel ini mengandung banyak sekali pelajaran
hidup yang patut dicontoh oleh pembaca. Jadi, novel ini sangat direkomendasikan
bagi kalian yang suka membaca novel, terutama bagi pelajar. Karena dengan membaca
novel ini, semangat dalam meraih impian akan muncul.
Ini, mengapa pada nongkrong di rumah orang. Sebaik-baik rumah adalah rumah sendiri.
BalasHapus